Seafood Lovers!! Ini Rekomendasi Tempat Makan Seafood Di Batam Centre - P3 Live Seafood

November 16, 2017 Hijab Traveller 25 Comments

Kuliner seafood biasanya banyak digemari orang. Selain rasanya yang enak, seafood memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena mengandung omega 3, vitamin E, vitamin A, asam lemak, mineral dan protein. Tapi harus tetap memperhatikan porsi makan ya guys, karena dalam seafood juga mengandung kolesterol. Intinya seimbang aja sih, karena sesuatu yang berlebihan itu juga ga baik buat kesehatan.

Gue salah satu orang yang gemar menjelajah berbagai seafood aneka rasa. Berhubung weekend minggu lalu cuaca dari siang sampe sore diguyur hujan dan gue ga bisa main kemana mana. Akhirnya untuk mengusir kegalauan ada ajakan temen buat ngabisin waktu malam mingguan dengan menyantap seafood, di P3 Live Seafood di daerah Batam Centre. Langsung gue okein dong yaq.

Alamat P3 Live Seafood
Mencari alamat tempat makan yang satu ini ga susah kok. Tinggal jalankan kendaraan kalian menuju Bundaran Tuah Madani Batam Centre. Lurus dikit menuju Ocarina, setelah itu ketemu belokan, ke kiri. Tadaaaa, kalian udah sampai di kawasan Pasar Pasir Putih, disitu lokasinya.

Jam operasional dimulai dari pukul 17.00-24.00 wib. Kalo kalian rada nyasar, bisa telp juga ke no ini 081277921988. Mau kepoin Instagramnya sebelum pergi juga bisa ke @p3liveseafood. Sua


Menu P3 Live Seafood
Berbagai aneka seafood segar tersedia disini, dan akan langsung dimasak saat kita sudah selesai memilih menu. Dan yang paling gue rekomendasikan di P3 Live Seafood adalah Udang Nestumnya yang crunchy dan gurih. Oke langsung aja yah liat penampilan seafoodnya.

Ikan Bawal dimasak dengan saos manga, kebayang dong gimana rasanya, gurih, asam, manis melebur jadi satu. Dijamin langsung bersemangat setal makan hidangan yang satu ini. Harganya 132rb, beratnya sekitar 6 ons.

Tau kan gimana enaknya rasa udang? cuma digoreng, dikasi garam dikit aja udah enak. Apalagi dibubuhin nestum begini, rasanya juara dan paling enak dari semua menu yang kami coba. Udang Nestum ini harganya 75rb.

Kepiting Saos Pedas, daging kepitingnya padat, gurih, manis dan pedas bercampur jadi satu, lazizzzz. Harganya 250rb.

Uhuuuy, ini ada satu menu yang ga biasa. Namanya Ayam Obat karena campurannya sering digunakan untuk pengobatan, didalamnya ada ginseng, goji berry dan berbagai bahan lainnya. Bau obat sih, tapi rasanya lebih baik dari aromanya. Cobain deh, harganya 150rb.

Sayuran ini harganya 30rb per porsi.

Selain menyajikan menu seafood. P3 Live Seafood juga menerima pesanan nasi kotak, prasmanan untuk acara kantor, serta paket promo untuk makan ditempat. Berikut pilihannya.

Paket 3 Orang dengan harga Rp 50.000
- Sup Tahu Sayur Asin
- Terong Sambal
- 3 Nasi

Paker 4 Orang dengan harga Rp 100.000
- Ayam Bawang
- Fu Yung Hai
- Kangkung
- 4 nasi

Paker 6 Orang dengan harga Rp 150.000
- Tipan Tahu
- Yu Ca Kue
- Capcai
- Sup Tom Yam
- 6 Nasi

Paket 8 Orang dengan harga Rp 300.000
- Bawal Asam Manis
- Brokoli Jamur
- Sotong Tepung
- Petai Bilis Sambal
- Udang Mentega
- 8 Nasi

Nah tunggu apa lagi cobain yuk, dari pada penasaran menahun. Setelah jalan-jalan dari Ocarina, capek, galau, baper, lalu laper, dll, dsb, dst. Boleh dunk singgah makan di sini. Eaaakk..



25 comments:

Mengunjungi Masjid Raya Al Mashun yang Tersohor di Medan

November 10, 2017 Hijab Traveller 10 Comments

Duluuuuuu banget, saat gue masih kecil. Mendengar kata Medan, yang melekat di dalam otak pertama kali adalah kata, horas bah!! pasti semua orang Medan itu orang Batak yang intonasi bicaranya tinggi. Padahal ga gitu banget sih, hehe. Penduduk asli Medan adalah orang Melayu, tapi seiring berjalannya waktu, ditambah dengan pertumbuhan penduduk, muncullah etnis Jawa, Batak, Mandailing, Tionghoa, dan India. Terdapat banyak ruko disepanjang jalan kota Medan, karena mayoritas penduduknya adalah pedagang.

Sekedar informasi guys, Kuala Namu Internasional Airport yang biasa disingkat menjadi KNIA atau Kania (sebutan masyarakat Medan) adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno - Hatta. Akses menuju pelabuhan dan pusat kota sudah dilengkapi dengan jalan tol dan kereta api. Jadi kalian tinggal pilih, mau naik kendaraan yang mana.

Setibanya di KNIA, gue melanjutkan perjalanan menuju kota Medan dan menetap selama dua hari disana. Rata-rata orang yang gue jumpai, gaya bahasanya lembut, bahkan abang gojeknya walaupun namanya Batak banget, gaya bahasanya tetap lemah lembut. Padahal gue berharap banget ketemu sama orang yang nada bicaranya tinggi dengan semangat menggebu-gebu, biar asik aja, hehe.

Tapi tetep harus waspada ya guys. Dimanapun kalian berada, apalagi pas lagi jalan sendiri. Jaga selalu barang bawaan, lebih aman jika menggunakan gembok pada tas dan jangan gampang percaya sama orang baru. Apalagi di kota besar. Jika kalian jalan berdua atau grup, jadilah orang yang peka dan saling menjaga barang bawaan dan teman kalian. Karena kecopetan atau ditipu saat traveling itu bisa ngilangin mood, niat mau happy malah jadi sedih.
           
                                                                            ***  ***
Mengunjungi Kota Medan rasanya ga bakal lengkap jika tidak menyambangi icon kota Medan, yaitu Masjid Raya Al Mashun. Masjid ini terletak ditengah kota Medan dan jaraknya hanya selemparan batu dengan Istana Maimun yang tersohor akan sejarah kesultanan Melayu Deli. Dari Bandara Internasional Kuala Namu hanya dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mencapai lokasi.

Biasanya orang datang ke sini untuk sholat atau sekedar berfoto di halaman depan Masjid karena bagunannya yang tampak instagramable banget. Nah, berhubung gue jalannya sendiri dan hari pertama rada susah minta tolong orang untuk fotoin, besoknya gue datang lagi dan alhamdulillah ketemu sama pak Yoserizal. Beliau ini yang menemani gue berkeliling masjid dan mengambil beberapa foto dengan angle berbeda.

Masjid Raya Al Mashun didirikan pada tahun 1906 Oleh Sultan Deli ke 9 yang bernama Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Arsiteknya adalah orang Belanda. Masjid ini berbentuk segi delapan. Empat penjuru masjid diberi beranda dengan atap yang lebih tinggi dan berkubah hitam. Terdapat  Corak bangunan merupakan perpaduan tiga budaya, yaitu Melayu, Eropa dan Timur Tengah.

Al-Quran besar didalam masjid Raya Al Mashun
Bagian dalam gerbang (atas) Masjid Raya Al Mashun 

Dana pembuatan masjid berasal dari dana pribadi sultan yang saat itu mempunyai usaha ekspor tembakau Deli dan menghabiskan biaya sekitar satu juta gulden, wow. Kaya banget kerajaannya guys, dan pastinya Sultan adalah orang yang sangat bijaksana pada masa pemerintahan kala itu. Well, setelah berkeliling masjid akhirnya gue berpamitan dengan Pak Yoserizal dan melanjutkan perjalanan kembali. 

Kelamaan jalan-jalan akhirnya sepatu gue minta diganti, kebetulan banget sebentar lagi bakal ada promo Harbolnas jadi gue bisa nyari sepatu baru dengan harga miring tapi ga bakal bikin kepala jadi miring, eaaaak. kantong juga ga bakal kering karena belanjanya hemat. Sampai jumpa di kegiatan jalan-jalan gue selanjutnya ^-^.

10 comments: